SEMANGAT ISLAMI Mewarisi ajaran nabi tapi tetap sesuai zaman, meluruskan tapi tak merusak akidah dan syariah

Surah asy-Syahr

Akhir surah yang lalu (Adh-Dhuha), memerintahkan Nabi Muhammad saw. agar menyampaikan dan menampakkan aneka nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada beliau. Dalam surah ini beberapa nikmat besar yang telah beliau peroleh diuraikan. Ayat pertama menyatakan : Bukankah Kami, yakni Allah, secara langsung dan bersama siapa yangditugaskan- Nya telah melapangkan dadamu secara khusus untukmu wahai Nabi Muhammad? Engkau sejak itu, kini, bahkan masa datang akan selalu merasa tenang. Ayat 2 dan 3 melanjutkan bahwa : Dan di samping itu Allah juga telah menanggalkan darimu bebanmu yang selama ini engkau pikul [2], yang engkau rasakan sangat memberatkan punggungmu [3]. Lebih jauh ayat 4 menyatakan bahwa di samping itu Kami, yakni Allah, meninggikan sebutanmu, yakni namamu.

Pelajaran Yang Dapat Dipetik Dari Ayat 1-4

1. Kelapangan dada yang dianugerahkan kepada Rasulullah Muhammad saw., atau kepada selain beliau- yang tentu saja dengan kapasitas yang berbeda-adalah anugerah Allah semata-mata.
2. Keterbelakangan masyarakat, kejauhannya dari kebenaran dan petunjuk Illahi merupakan beban psikologis yang amat berat bagi Nabi Muhammad saw. Dan semua yang peduli pada masyarakat.
3. Nama baik Nabi Muhammad saw, yang ditegaskan surah ini bukan saja berdasar pandangan agama Islam, tetapi juga terbukti, antara lain, dengan pengakuan non-Muslim yang objektif tentang keunggulan beliau kendati tolok ukur penilaiannya berbeda-beda.

Inti Sari Kandungan Ayat 5-8

Setelah ayat-ayat yang lalu menguraikan aneka anugerah Allah SWT ayat 5 bagaikan menyatakan : jika engkau telah mengetahui dan menyadari betapa besar anugerah Allah itu, maka dengan demikian , menjadi jelas pula bagimu –Wahai Nabi Agung—bahwa sesungguhnya sesaat sesudah-bahkan bersama-kesulitan ada kemudahan yang besar. Ini dipertegas lagi dengan mengulangi kalimat yang serupa, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan yang besar. Kalau demikian, yang dituntut hanyalah kesungguhan bekerja dibarengi dengan harapan serta optimisme akan kehadiran bantuan Ilahi.

Ayat 7 dan 8 bagaikan menyatakan, maka apabila engkau telah selesai yakni sedang berada di dalam keluangan setelah tadinya engkau sibuk, maka bekerjalah dengan sungguh-sungguh hingau engkau letih atau hingga tegak dan nyata suatu persoalan baru [7] dan hendaknya hanya kepada Tuhanmu saja, tidak kepada siapa pun selain-Nya engkau berharap dan berkeinginan penuh guna peroleh bantuan-Nya.

Pelajaran Yang Dapat Dipetik Dari Ayat 5-8

1. Setiap kesulitan pasti disertai atau disusul oleh kemudahan. Karena itu, temukan peluang di celah tantangan. Dan melangkahlah disertai tekad untuk menanggulanginya sambil memohon bantuan Allah.
2. Jangan pernah berhenti melakukan aktivitas positif guna mengukir prestasi. Jangan berleha-leha. Jika letih atau jemu dengan sesuatu, maka beralihlah ke giatan positif yang lain.
3. Jangan pernah pesimis! Bersandarlah kepada Allah melahirkan optimisme yang tiada taranya.

Demikian, wa Allah A’l

Sumber : Detik.com dari Tafsir al-Mishbah

Tidak ada komentar: